Minggu, 12 April 2009

RAHASIA SENTUHAN

Diposting oleh admin di 08.18

Oleh: Syakirin Ahmad*


Ditimur pernah lahir guru agung dengan cahaya terang. Jauh sebelum ia mengalami pencerahan. Guru ini pernah terlahir sebagai kura-kura. Suatu hari ditengah lautan, kura-kura ini melihat manusia terapung. Hanya karena menempatkan hidup orang lain lebih penting dari pada hidupnya, ia gendong manusia ini kepinggir pantai. Setelah kelelahan dipantai, ia tertidur. Saat terbangun, tubuhnya sudah dalam keadaan diselimuti ribuan semut. Lagi-lagi karena mengganggap hidup orang lain lebih penting dari pada hidupnya, ia biarkan ribuan semut memakan tubuhnya. Pada hal hanya dengan gerakan ke laut, ia selamat dari ribuan semut itu.

Teinspirasi kehidupan seperti inilah, lalu lahir orang-orang seperti Master Hsing Yun. Dalam karya indahnya The Philosophy of Being Second, guru rendah hati yang banyak dipuji ini bertutur tentang rahasia hidupnya. Disalah satu pojok bukunya ia menulis, "you are important, he is important, i am not".

Dalam kembara sepanjang tahun usia ini, setiap jengkal tapakan yang dilalui bebas kita pilih sebagai pengejawantahan mahluk dunia.

Demikianlah Allah memberikan tamsil kehidupan dunia laksana air hujan yang menjadikan tumbuhan gembur-subur dimuka bumi kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. (QS.18:45).

Al-Ghazali mengibaratkan "materi" ibarat kuda yang ditunggangi jiwa dalam pengembaraan jati dirinya. Sang jiwa harus memenuhi kebutuhan tunggangannya agar bisa mencapai tujuan. Namun, jika terlalu banyak menyita waktu memberikan makan dan mengaguminya, sang jiwa akan terhempas diperjalanan ketimbang mencapai tujuan. Artinya apa, betapapun menyenangkan materi hanyalah bunga dunia yang mudah muspra. Amal salehlah yang mengalirkan berkah bagi kehidupan.

Tujuan hidup untuk kebahagiaan, dan kebahagiaan tertinggi terengkuh ketika manusia mampu menemukan makna hidupnya, manusia harus memahami dirinya. Untuk memahami dirinya perlu meraba hatinya. Bukan hati dalam arti organ tubuh, melainkan fakultas batin yang memiliki daya reflektif tentang eksistensi manusia sebagai pengembara yang merindukan kepulangan.
Maka kerinduan menghadirkan ketundukan hati merupakan keniscayaan. Adalah kerinduan eksistensial demi meraih kebahagiaan.

Momen kebahagiaan ini tercapai ketika manusia bisa serempak pulang "ke kampung Ilahi" lepas dari segala entitas rupa-rupa bunga duniawi kedurhakaan.

Kepulangan ini terasa lebih nikmat ketika membawa oleh-oleh buat bekal singgah di kampung Ilahi. Setelah bertahun-tahun menyerap hujan berkah langit, saatnya pengembara merembeskan air kebahagiaan di kampung Ilahi dengan segala ketentraman dan kesejahteraan batin.

Kenapa demikian? Bukankah manusia hanyalah anak-anak sang waktu yang mengalir di titik persinggahan sementara. Setiap jejak tidaklah sia-sia. Setiap kata yang disapakan memberikan gairah kepada hidup. Setiap derma yang disumbangkan, memberi tenaga kepada sesama.

Semoga ini menjadi sentuhan memaknai rahasia besar yang barangkali tanpa disadari kita mengalpakannya!


* Pimred Burs@, mahasiswa INISNU jepara yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi.

(Tulisan dielaborasi dari Yudi Latif dalam Kompas hal. 3 edisi senin, 8 okt. 2007 dan Gede Prama dalam Kompas hal. 7 edisi sabtu 3 nop. 2007)

::.gambar dari sini

0 komentar on "RAHASIA SENTUHAN"

Posting Komentar

 

LPM BURSA Copyright 2009 Reflection Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez